Rabu, 21 September 2016

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH

Gue ga abis pikir,-
Larangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa khotbah di masjid-masjid tidak boleh digunakan untuk tujuan politik.

Wuah, wouw ini kern banget, 'cause alasan nya juga logis. Kata nya begini "jangan sampe mesjid di jadikan tempat untuk kampanye partai politik, jangan sampe mesjid mendukung salah satu partai, jangan sampe mesjid digunakan untuk tujuan politik, dst".

Sampe situ, ya fine-fine aja,-
Tapi kok rasanya ada yang aneh dan ganjil, coba dipikir-pikir lagi.

Mesjid juga kan punya peran penting yang lain, ok lah mesjid emang tempat sholat. Tapi mesjid juga tempat dakwah yang sangat penting dan strategis.

Come on, pikir lagi dan lagi. Jangan cuma enak nya buat mereka dan giliran ga enak nya buat kite. Jangan biarkan mereka mengkebiri mesjid kite, jangan biarkan mereka mengkerdilkan fungsi-fungsi mesjid. Atas dasar apapun, titik!.

Asumsi mereka jika politik dibawa ke mesjid akan berdampak perpecahan bagi umat islam. Ah menurut gw alasan itu bahlul, gw masih inget bukunya pak Kunto Widjoyo "Muslim Tanpa Mesjid" akan seperti apa jadinya nanti.

Kebijakan-kebijakan islam, ispirasi islam itu ya lahirnya dari mesjid, kalo mesjid di pisahkan dari hal-hal yang presisi ya bakal banyak nada yang ga konsisten. Ujung-ujungnya nanti seperti lagu dangdut. Liriknya bawang bombay, sedih and pake nangis-nangisan, tapi yang nyanyi nya joget, kan aneh...sedih kok joget.

Nah, coba lihat pake mata,-
Ada cewe berjilbab, cantik, kerudungnya warna pink lagi. Sambil nangis-nangis berjuang habis-habisan ngumpulin TKP menyuarakan untuk pilih Hoak, hahaha. Kesan gw, ini cewe ahli banget dangdut nya.

Logika nya dimana? Idiologi macam apa ini? Militansi nya kok ga ada mesjid nya sama sekali. Ok deh mungkin rumahnya jauh dari mesjid, tapi ya minimal mushola, mentok langgar or surau cuy!

Islam harus menjadi penghuni mesjid, mesjid harus menjadi sumber inspirasi, harus menjadi toa untuk kebersatuan dan keberagaman. Mesjid harus mengajarkan penghuninya lebih smart. Berpolitik, berbudaya, bercita-cita dsb merupakan kajian strategis untuk kemaslahatan ummat.

Ingat, jangan biarkan dirimu dan pikiranmu dipisah paksakan dari mesjid. Dari mesjidlah sejatinya pemimpin akan lahir, berpolitiklah dari mesjid. Mesjid bukan untuk di kosongkan karena kesuciannya, tapi harus di isi dengan bendera-bendera keyakinan menuju pemerintahan yang amanah dunia-akhirat, demi kesejahteraan ummat, kesejahteraan bangsa dan negara, kesejahteraan lil alamin.

Mesjid mengajarkan kita keyakinan tunggal, pilih siapa saja yang menurutmu benar-benar amanah. Bikin perhitungan terhadap siapa saja yang ingin mengkerdilkan islam, mereka kira islam itu bodoh dan tidak mampu berpolitik.

Atau, jangan-jangan mereka takut dengan kejeniusan islam ketika sudah mau ambil bagian dalam berpolitik.

Islam, bangkitlah...berpolitiklah dari mesjid, ajak saudara-saudaramu, rapatkan barisan shalatmu, pilihlah imammu, pilihlah pemimpinmu, pilihlah dirimu sendiri.

Memilih untuk tidak memilih, itu lebih baik daripada memilih yang kau tidak ingin memilihnya. Pastikan dirimu golput saat kau ragu!, pastikan dengan kesungguhan agar kau pun tidak golput.

Brothers, inilah demokrasi pancasila, seperti Bung Karno pernah rasakan saat ragu-ragu, dia tidak pilih blok barat atau pun blok timur, tapi dia memilih untuk bikin blok nya sendiri, Non Blok.

Majelis Ulama Indonesia, ada kata ulama nya disitu. Tapi kok mewarnai nya begitu amat ya, jadi geleng-geleng deh. Mestinya yang beridentitas ulama itu ya ketika mendengar kalimat "Allahuakbar" maju walau harus meninggalkan segalanya demi memenuhi panggilan dan seruan Allah sang maha perkasa.

Slow, jangan terlalu menggunakan prasangka. Ulama di MUI itu makan sekolahannya ga sembarangan lo, gw sampe ga tau gelar pendidikannya apa aja, bahkan singkatan nya pun gw awam.

Jadi gimana dong? Mereka itu kan orang-orang hebat, iya mereka itu memang orang-orang hebat yang mungkin sedang di uji keilmuannya oleh Allah s.w.t.

Yang namanya ujian, ya pasti ada yang lulus dan ada juga yang ga lulus. Yang lulus pasti baik dan bergetar hatinya ketika mendengar kalimatulloh.

Nah lo, yang ga lulus nya gimana dong...? Loe atur aja deh. Nanya mulu, Loe aja ga paham, apalagi gue!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar