Selasa, 20 September 2016

ADA ROKOK GA ADA KOREK

Sebuah inspirasi terlahir dari dimensi persesuaian ide dan gagasan. Persesuaian antara awal dan akhir yang rumit, yang bukan hanya sekedar berupa pemahaman final bahwa "dunia ini panggung sandiwara".

Ketajaman naluri merupakan insting terpenting dalam melakukan perenungan yang mendalam terhadap logika. Pemikiran-pemikiran merayap menyusuri puing-puing peradaban hingga menghasilkan dunia baru di dalam kepala.

Tassawuf dengan segala langkah kura-kuranya mengajakmu termenung, meraung dalam ruang-ruang dimensi yang luas tak terhingga. Merangkai rakit-rakit perjalanan menuju hulu sungai kehidupan dan kemudian menenggelamkan dirinya dalam lukisan dunia.

Pengetahuan dengan sedikit kesalahan merupakan empiris dari setiap jengkal upgrade keilmuan manusia. Daun yang gugur, angin yang berhembus, air mengalir, kerumunan semut, suara dan warna adalah kesempurnaan hidup.

Kaulah pemilik cita-cita yang selalu ternoda, yang tak mudah cukup walau telah berlebih. Di dalam setiap diri terukir cahaya sejati, setiap nafasmu adalah pinjaman untuk kau kembalikan satu persatu. Satu demi satu, hingga yang tersisa adalah habis.

Mengarungi samudera gurun di dalam jiwa pikiran, hingga pertanda memperlihatkan keagungan-keagungan sang maha pencipta. Tanah-tanah bangkit berisikan cahaya dan kau di hidupkan, kemudian kau dimatikan dengan segala cerita penyesalan yang ada.

Mudah bagiNya tapi sulit untukmu, kemudian dipermudahNya untukmu. Namun kesadaran sebagai hamba, sebagai warna dan keindahan agar kau bersyukur dan bersujud kepadaNya hanya kau anggap sebagai ajaran agama semata.

Kemudian, tiba waktunya dimana kau akhirnya merasa bangga bersujud kepadaNya. Tapi itu belum seberapa jika kau terus-menerus menyadarinya betapa kau telah benar-benar ada dari ketiadaan.
Kau pun tau, kau terlalu sibuk dengan keinginan-keinginan solusi yang kosong, tanpa mengetahui untuk apa keinginan-keinginan itu kau inginkan.

Dimana tempat kau akan tidur untuk selamanya, tak pernah kau hiraukan. Bahkan saat kau terbangun dari mimpi panjang ini, mungkin kau pun masih belum tersadar bahwa kau sudah kembali menjadi tanah.

Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh suatu keinginan...

Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh suatu harapan...
Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh kewajiban...
Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya karna kau benar-benar bersujud menyembahNya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar