Minggu, 25 September 2016

JATUH CINTA BUKAN JATUH BIASA

Apakah kau muslim? apakah kau seorang muslim yang hebat, tangguh, cerdas dan petarung unggul?? Tentu saja loe jauh dari kriteria tersebut, walau pun loe emang muslim.

Apakah kau kaya raya? Apakah kau seorang pengusaha muslim yang jenius, memiliki banyak perusahaan, menguasai saham di ibu kota dan memiliki banyak perkebunan di daerah-daerah?? Tentu saja loe sangat jauh dari kriteria itu.

Mengapa orang-orang islam di indonesia tidak ada yang begitu? Bukankah di negri ini banyak universitas?? Melahirkan banyak profesor muslim. Cendikiawan muslim indonesia yang sangat tersohor hingga mancanegara, selama ini mereka itu ngapain aja??

Mengapa mandul??
Ya bisa dibilang begitu, tapi ga sepenuhnya begitu juga. Mandul untuk urusan ekonomi ummat, tapi belum tentu mereka ga memikirkannya. Mereka pribadi kan juga butuh hidup dan butuh menabung.

Jadi, mereka hanya memikirkannya saja dan menabung ya?

Ga semuanya begitu sih, ada yang benar-benar militan untuk ummat, buktinya rakyat indonesia sejahtera dan bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci ampe antriannya sangat panjang.

Lah, para profesor kan banyak ragamnya, ahli ekonomi, ahli strategi, ahli pembangunan, dll. Kok kyaknya ga berdampak buat negara??

Siapa bilang ga berdampak, justru saking berdampaknya, kondisi negara kita jadinya kyak begini!!. Semakin banyak orang hebat dan orang pintar dalam suatu negara akan semakin banyak permasalahan. Semakin sulit di atur, karna masing-masing pada ingin mengatur dan tidak mau di atur.

Itu sih bukan orang pinter, tapi egois!!
Yaelahh, apa sih bedanya orang pintar dan orang egois?? Bahkan malah bisa jadi satu, pinternya pinter egois!!

Wah, kalo gitu universitasnya harus dikurangin dong??

Dikurangin kepala loe somplak!! Bukan begitu solusinya, tapi loe juga mesti menyadari kalo sumber kesemerawutannya bukan hanya karna banyaknya orang yang pintar di negri ini. Melainkan ada banyak kepentingan asing yang dalam prakteknya mereka menggunakan jasa orang-orang pintar pribumi. Coba dinalar pake logika, masa orang asing tiba-tiba mengadu domba kita, 100% rencana mereka bakal gagal total. Tapi karna orang asing itu punya banyak duit, ya mereka bisa dengan mudah membeli beberapa orang pribumi untuk taat dan patuh menjalankan misi-misi rahasia mereka.

Kok bisa! orang pintar pribumi kok mau dibeli orang asing untuk memuluskan rencana mereka yang jelas-jelas merugikan dan merusak rakyat sekaligus negaranya sendiri??

Apa yang ga bisa dibeli dengan uang, ini bukan perkara bisa atau tidak. Tapi perlu diakui ternyata kepintaran orang pribumi masih kalah oleh kepintaran orang asing, termasuk militansinya. Buktinya, ya buktiin aja sendiri, kan udah banyak contohnya. Banyak kasus kemanusiaan yang terjadi, masa' iya sihh ga ada dalangnya. Peristiwa poso, sampit, 98, dan masih banyak tragedi-tragedi yang lain, yang semuanya itu ga mungkin hanya dengan beberapa petani dan mahasiswa mampu menggulingkan Soekarno, Soeharto, dll.

Ada uang yang banyak dibalik itu semua, dan pastinya ada pengaruh yang sangat besar dibelakang itu semua.

Nah, belajar dari yang sudah-sudah itu, kita mesti gimana?

Untuk saat ini dan ga tau akan sampe kapan, sepertinya kita masih belum bisa berbuat apa-apa. Musuh kita bukan hanya kepentingan asing, tapi juga kesetiaan beberapa pribumi kita yang tidak mudah untuk bisa kendalikan. Tapi, dalam segala hal tidak mungkin tidak ada solusinya samasekali, pasti ada solusinya, itu pasti.

Iya, terus solusinya apa??
Turunin dikit nada suara loe, bahlul!! Ok lanjut, selain kita harus terus berusaha membangun generasi yang unggul, kita juga dilarang berputus asa. Kita wajib optimis, kita harus mampu lebih luas dan lebih tenang. Kita sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia, tentu sangat mengetahui bahwa kita harus kembali pada ajaran islam yang sesungguhnya.

Mulailah kembali cinta kepada islam, cinta kepada Baginda nabi, cinta kepada Allah. Jika kita cinta, Allah akan lebih cinta kepada kita. Jika Allah sudah cinta kepada kita, kita akan senantiasa di istimewakan. Jika itu sudah terjadi, maka hal itu akan sangat luar biasa dan bahkan akan melebihi solusi yang loe harapin.

Kita semua tau, jatuh cinta itu hidup jadi penuh semangat, dan jatuh cinta itu akan membuat kita siap berjuang dan berkorban tanpa ada sedikitpun keraguan. Itulah solusi yang selama ini benar-benar kita butuhkan, karna dengan jatuh cinta hidup akan menjadi lebih indah bahkan serasa di surga.

Ohh, harus jatuh cinta ya??

Betul, mulailah jatuh cinta, tapi ingat!! bukan cinta monyet! Mulailah jatuh cinta yang sesungguhnya!

Sabtu, 24 September 2016

DRAMATURGI DALAM ISLAM

"Ini perjuangan bukan persaingan", tapi kyaknya mending dibalik ya "ini persaingan bukan perjuangan".

Ok, siap!
Logika tak lagi menjadi pijakan penting dalam standaritas berpikir sebagian orang kontemporer. Manusia tak lagi memandang penting isi kepala sebagai capaian yang luhur. Sebagian orang lebih menganggap penting sikut dari pada otak, sikut-sikutan menjadi tren yang digandrungi sebagian orang saat ini.

Pendidikan nomor 100, yakinlah pada fitnah karna fitnah jauh lebih ampuh, lebih efektif dan efisien dalam praktek menghakimi lawan. Bukan hanya untuk itu saja, fitnah pun menjadi pilihan gokil untuk menghianati teman sepiring berdua, segelas berdua, dan sebatang berdua.

Budi perkerti,-
Apa itu budi pekerti? Ok, kalo gitu gw kutipin aja ya, agar lebih dapet gregetnya, inget! gw kutip bukan gw "copy paste", karna budaya "copas" ga gw banget!!

Budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu Budi dan Pekerti. Budi disini bukan Budi adiknya Wati ya!, tapi Budi yang berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran, pekerti berarti kelakuan. Secara etimologi Jawa, budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat atau akhlak.

Kesadaran dalam berperilaku, kesetiaan yang didasari oleh kesadaran dalam sebuah hubungan baik dengan atau tanpa komitmen, apapun itu.

Loe pernah denger menjilat?
Bukan menjilat oreo cuy! yang gw maksud budaya menjilat. Penjilat biasanya lebih cerdik, terutama dalam hal tipu muslihat. Setor muka sang bawahan ke atasan, lebih giat dan tampak rajin saat ada atasan, atasan ga ada ya leyeh-leyeh lagi.

Hal-hal yang begitu itu, jelas merupakan praktik kepalsuan diri. Merasa cerdik dengan topeng-topeng bahlul yang akhirnya merubah sisi manusia menjadi karakter iblis. Bukan tidak baik ketika seseorang bisa bermain peran, justru itu sangat baik dan penting untuk dikembangkan. Untuk apa? ilmu peran itu sangat penting untuk akulturasi, asimilasi, adaptasi, meniru, bahkan elaburasi dan kolaburasi pun masuk sebagai pembelajaran dinamis-praktis.

Proses meniru itu penting, bahkan sangat penting dalam hal apapun selama tidak ada unsur yang merugikan. Bahkan dunia modern memberikan ruang khusus untuk ilmu meniru, ilmu peran, ilmu teater, ilmu drama.

Ok kalo gitu gw kutipin lagi nih,-
Dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia. Dramaturgi dicetuskan oleh Erving Goffman pada tahun 1959 yang termuat dalam karyanya berjudul "Presentation of Self in Everyday Life".

Dalam proses kehidupan manusia, khususnya dalam agama islam. Ribuan tahun sebelum buku itu terbit, Rosululloh Muhammad s.a.w merupakan nabi yang sangat memahami dan menguasai konsep tersebut. Misalnya, "Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. Jika shalat telah tiba, hendaklah salah seorang di antara kalian melakukan adzan dan yang paling dewasa menjadi imam.”(HR.Bukhari no.6705, Ad Darimi no.1225) Kitab 9 Imam.

Betul kan!! kalo ternyata Rosulullah pun mengajarkan kita untuk meniru, membagi peran, berteater-dramaturgi. Kita diajarin agar kita meniru shalatnya, meniru apapun yang baginda rosululloh contohkan. Jangan salah paham ya, gw cuma memberikan analogi dan mengapresiasi. Loe juga jangan maen telen aja, kalo ntar loe jadi antagonis tulen, gimana?!

Ilmu peran itu kalo di pelajari dengan sungguh-sungguh, selain hasilnya bikin loe bisa bermain peran, loe juga bakal dapet dimensi lain khususnya melihat peran sebagai sutradara. Nah, kalo udah begitu hidup loe bakal lebih bijak. Kala loe lihat orang yang buruk budi pekertinya, berarti orang itu perannya antagonis. Kala loe lihat orang yang budi pekertinya baik, berarti orang itu perannya protagonis. Kala loe lihat orang yang perilakunya konyol dan kocak berarti dia sedang dagelan.

Satu lagi, kalo loe lihat orang yg suka ngomong sendiri kyak gw gini berarti gw sedang monolog, hahaha.

To be continue

Kamis, 22 September 2016

ISLAM TIDAK PERLU MODERN

Akhir-akhir ini mau bicara politik tentang agama atow pun bicara agama tentang politik kesannya ga jauh beda.

Lumayan bikin bingung sih, mau mulai dari mana dan mau kemana. Pikiran gw nyari-nyari celah tapi kyaknya bakal sama aja. But, ya mau gimana lagi, tumpang tindihnya antara politik dan agama yang sedang terjadi smakin ga terkendali.

Ini bukan tentang isi atau substansinya, tapi lebih pada isu yang sedang bergulir. Kalo diperhatiin nih, agama di bedakin-di make up, dikasih farfume kemudian ditunggangi sedemikian rupa oleh kepentingan-kepentingan partai politik. Begitu juga sebaliknya,  kelompok-kelompok tertentu mencoba menyulap partai politik menjadi agama. Realitas gado-gado antara agama dan partai politik ini udah mulai berdampak.

Dampak buruknya udah kerasa banget. Skarang, orang ahli agama mau ngomong agama di stempel modus politik. Orang ahli politik ngomong politik di stempel modus politik, trik and intriknya jadi mandul. Akhirnya, agama ambruk, perpolitikan semakin busuk.

Udah jelas, pastinya agama yang udah dirugiin dalam hal ini. Kalo partai politik ya pastinya udah jelas sangat di untungin, tapi ya bisa juga tetep rugi. Logikanya, masa' agama di bubarin gara-gara oknum tertentu, sakitnya kan lahir-batin. Tapi, kalo partai mau bubar gara-gara oknum yang ga jelas, ya bubarin aja. Toh kalo partai udah ga laku, mending bubar dan bikin partai baru, beres deh. Beda kalo agama, masa' dibubarin dan bikin agama baru!. Jadi, hal buruk yang terjadi dalam agama, terutama fitnah, itu benar-benar akan merusak!.

Knapa bisa gitu?
Knapa agama kok udah dirugiin? Sebrapa besar kerugiannya?

Begini, mayoritas masyarakat agama di indonesia merupakan semi fanatik dan fanatik tulen. Secara ilmu, keilmuannya menengah ke bawah dan bisa dikategorikan kurang memadai. Satu hal yang perlu di akui secara fakta adalah, orang-orang yang terlibat di dalam partai politik merupakan orang yang juga beragama. Satu sisi dia berpolitik praktis, sisi keduanya dia juga beragama.

Gw kasih contoh, gw orang politik yang beragama punya pistol dan punya belati. Sedangkan loe beragama tapi bukan orang politik, berarti loe cuma punya belati. Nah, terus kita berantem. Loe yang baru aja mau deketin pake belati, belum sempet ngapa-ngapain langsung gw door jidadnya, keluar asep cuy! mampus ga loe!!

Bukan gw ga prihatin, bukan gw ga peduli dengan kondisi yang kyak gini. Tapi orang-orang itu juga beragama dan punya pistol, nah gw!! cuma punya belati, kan konyol.

Gw beragama, tapi gw beragama yang ga punya pistol. Gw bener-bener ketinggalan jauh sebagai orang yang beragama. Mestinya para pendahulu gw juga ngasih pistol, minimal ngasih tau caranya biar gw juga punya pistol.

Kalo gw punya pistol juga nih, bukan yang ga beragama yang bakal gw door duluan, tapi "orang beragama yang punya pistol yang lebih bela orang lain ketimbang belain yang seagama dengannya". Btw, kok kesannya gw bakal jadi lebih buruk dari orang itu ya, hahaha.

Ini pertarungan yang sulit brother, kalo pertarungannya beda agama sih mungkin lebih ada alternatif untuk bisa menang. Cukup dengan doa gw yakin bisa menang. Tapi kalo pertarungannya masih ma orang yang seagama, wah ini pertarungan yang konyol. Gw dan dia berdoa ke tuhan yang sama, sama-sama minta dimenangin, hahaha. Hayo, kira-kira siapa yang lebih bingung?!

Ok, sebenernya gw cuma mo bilang kalo kita sebagai umat muslim harus lebih jeli dan waspada dalam melihat permasalahan yang ada. Perluas lagi khasanah keilmuan dan wawasan, jangan memandang politik tidak penting. Agar umat muslim benar-benar mampu menyatu dengan skenario Allah s.w.t sebagai penyandang gelar rahmatan lil alamin. Kita harus lebih bersemangat lagi dan lagi, kita harus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

Islam tidak perlu di modern kan, islam itu udah dijamin ke modernannya. Tinggal orang-orangnya aja yang harus lebih sadar untuk maju dan modern sesuai perkembangan jaman.

Cara agar bisa modern itu gimana?!
Mudah!! Buat cowo tonton tuh bola ampe pagi, buat cewe pelototin tuh katalog promo sendal baru...abis itu tidur!!

Rabu, 21 September 2016

KELEDAI-KELEDAI DEMOKRASI

Katanya sih krisis moral teknologi dan infomasi, perpolitikan terlalu memanjakan media informasi hingga semakin jauh dari kepribadian bangsa pancasila.

Atau jangan-jangan, media informasinya nih yang sudah terlalu memanjakan perpolitikan hingga kepribadian bangsa pancasila semakin terkikis.

Kenapa sih harus kebebasan yang di utamakan, kenapa juga harus hukum dan nilai-nilai (moral) yang di anggap sebagai hambatan.

Katanya percaya tuhan, berkaca dong pada agama, yang udah jelas mengandung berbagai macam aturan, hukum-hukum dan batasan-batasan.

Lalu dimana semua itu ?
Kok pada kayak cacing tanah ketemu sawah, pada berubah jadi belut semua.
Orang-orang pintar takut pada yang punya banyak duit, takut pada yang memiliki jabatan, takut pada mayoritas.

Orang-orang takut tidak makan, takut kelaparan, dan takut menyuarakan kebenaran.
Giliran berani bersuara, udah merasa yang paling benar dan anti kritik sambil nyalahin yang lain.
Orang-orang takut hartanya berkurang, takut jabatannya hanya sebentar, takut anaknya tidak seperti yang lain.

Orang-orang takut pada negara maju, takut pada ekonomi global, takut pada nuklir, dan yang paling parah takut gas air mata.

Generasi keblinger...yang hanya bisa sibuk dengan ketakutannya sendiri-sendiri, orang penakut bersama dengan penakut lainnya, hasilnya bukan jadi pemberani, tapi akan bertambah menjadi semakin penakut.

Katanya pewaris sejarah Majapahit, Sriwijaya..dll. Bangkit dong! Jangan hanya bengong! Ditindas di negri sendiri kok takut...!!

Pintar kok hanya minum tolak angin, itu mah orang pintar yang sakit !!
Pengen rasanya bikin lagu kayak bang Iwan "tikus-tikus kantor", tapi kalo gue bikin lagu judulnya "keledai-keledai demokrasi"...biar pada tau rasa!

Bangkit sebelum bangkrut cuy !!
Biarin aja negara maju bikin nuklir, toh kita bisa bikin nasi goreng, indomie rebus, telor dadar, ngapain sih mesti ikut-ikutan bikin senjata. Kalo pun kita mau bikin senjata, ya bikin aja...skalian bikin yang lebih canggih dari nuklir...mercon/petasan banting, biar anak kecil pada seneng, bulan puasa jadi rame...paling juga di omelin pak RT, tapi ga bakal nyebapin orang pada mampus.

Bangkitnya suatu negara tidak akan berhasil jika mengandalkan pejabat pemerintah yang korup, politikus busuk dan hakim yang rakus, apalagi profesor yang tidur!!

Revolusi mental, hahaha..lucu!
Giliran negara hampir ambruk nyalahin mental yang mesti di revolusi. Revolusi yang laen emang knapa?!

Hari gini masih dagelan, pake nyari kambing hitam...jadul banget!!, cari tuh kambing ijo...biar asiknya rame-rame.

MUHAMMADIYAH & NU SATU GURU


Sosmed lagi rame tentang Syi'ah, yang katanya beginilah-begitulah.

Menurut gw, islam itu luas, dan sangat luas. Bahkan saking luasnya gw ga tau luasnya seluas apa.

Tapi, yang jelas...sejarahnya panjang dan ga mudah memastikan seberapa panjangnya. Kalo loe cuma googling, ya hanya akan dapat remah-remahnya aja dan masih masuk kategori menurut yang beginilah dan yang begitulah.

Sama halnya dengan islam di indonesia, yang katanya islam turunan, islam keturunan yang katanya islam yang turun-temurun.

Kalo benar islam di indonesia adalah islam yang turun-temurun. Kenapa hasil turun-temurunnya jadi berubah dan berbeda.

Ada NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Coba di pikir-pikir lagi. Mengenai hal tahlilan misalnya, pada saat ada yang meninggal dunia.

Menurut NU, tahlilan itu baik dan benar serta sama sekali tidak menyalahi islam yang sesungguhnya. Ketika gw nyimak video nya Caknun yang membahas dan menjelaskan tentang tahlilan, membuat gw mantuk-mantuk dan kagum.

Menurut Muhammadiyah, tahlilan itu bid'ah. Ketika gw membaca dalil-dalil islam yang tidak memperbolehkan mengurangi, menambah, merubah, mengganti, menghilangkan ajaran islam yang telah sempurna itu, gw juga ya mantuk-mantuk dan kagum.

Walhasil, gw jadi bersikap ingin tau diri, jangan-jangan gw nya aja yang tidak berilmu dan jauh dari pengetahuan islam yang sesungguhnya.

Nah, jika diri ini sedang pada fase yang hanya bisa mendengar lalu mantuk-mantuk karna kurangnya ilmu dan pengetahuan. Ada baiknya minta petunjuk langsung kepada yang maha mulia, Allah s.w.t

Caranya bagaimana ?
Yang jelas bukan ke google, karna google bukan mbah loe dan apalagi tuhan loe!

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH

Gue ga abis pikir,-
Larangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa khotbah di masjid-masjid tidak boleh digunakan untuk tujuan politik.

Wuah, wouw ini kern banget, 'cause alasan nya juga logis. Kata nya begini "jangan sampe mesjid di jadikan tempat untuk kampanye partai politik, jangan sampe mesjid mendukung salah satu partai, jangan sampe mesjid digunakan untuk tujuan politik, dst".

Sampe situ, ya fine-fine aja,-
Tapi kok rasanya ada yang aneh dan ganjil, coba dipikir-pikir lagi.

Mesjid juga kan punya peran penting yang lain, ok lah mesjid emang tempat sholat. Tapi mesjid juga tempat dakwah yang sangat penting dan strategis.

Come on, pikir lagi dan lagi. Jangan cuma enak nya buat mereka dan giliran ga enak nya buat kite. Jangan biarkan mereka mengkebiri mesjid kite, jangan biarkan mereka mengkerdilkan fungsi-fungsi mesjid. Atas dasar apapun, titik!.

Asumsi mereka jika politik dibawa ke mesjid akan berdampak perpecahan bagi umat islam. Ah menurut gw alasan itu bahlul, gw masih inget bukunya pak Kunto Widjoyo "Muslim Tanpa Mesjid" akan seperti apa jadinya nanti.

Kebijakan-kebijakan islam, ispirasi islam itu ya lahirnya dari mesjid, kalo mesjid di pisahkan dari hal-hal yang presisi ya bakal banyak nada yang ga konsisten. Ujung-ujungnya nanti seperti lagu dangdut. Liriknya bawang bombay, sedih and pake nangis-nangisan, tapi yang nyanyi nya joget, kan aneh...sedih kok joget.

Nah, coba lihat pake mata,-
Ada cewe berjilbab, cantik, kerudungnya warna pink lagi. Sambil nangis-nangis berjuang habis-habisan ngumpulin TKP menyuarakan untuk pilih Hoak, hahaha. Kesan gw, ini cewe ahli banget dangdut nya.

Logika nya dimana? Idiologi macam apa ini? Militansi nya kok ga ada mesjid nya sama sekali. Ok deh mungkin rumahnya jauh dari mesjid, tapi ya minimal mushola, mentok langgar or surau cuy!

Islam harus menjadi penghuni mesjid, mesjid harus menjadi sumber inspirasi, harus menjadi toa untuk kebersatuan dan keberagaman. Mesjid harus mengajarkan penghuninya lebih smart. Berpolitik, berbudaya, bercita-cita dsb merupakan kajian strategis untuk kemaslahatan ummat.

Ingat, jangan biarkan dirimu dan pikiranmu dipisah paksakan dari mesjid. Dari mesjidlah sejatinya pemimpin akan lahir, berpolitiklah dari mesjid. Mesjid bukan untuk di kosongkan karena kesuciannya, tapi harus di isi dengan bendera-bendera keyakinan menuju pemerintahan yang amanah dunia-akhirat, demi kesejahteraan ummat, kesejahteraan bangsa dan negara, kesejahteraan lil alamin.

Mesjid mengajarkan kita keyakinan tunggal, pilih siapa saja yang menurutmu benar-benar amanah. Bikin perhitungan terhadap siapa saja yang ingin mengkerdilkan islam, mereka kira islam itu bodoh dan tidak mampu berpolitik.

Atau, jangan-jangan mereka takut dengan kejeniusan islam ketika sudah mau ambil bagian dalam berpolitik.

Islam, bangkitlah...berpolitiklah dari mesjid, ajak saudara-saudaramu, rapatkan barisan shalatmu, pilihlah imammu, pilihlah pemimpinmu, pilihlah dirimu sendiri.

Memilih untuk tidak memilih, itu lebih baik daripada memilih yang kau tidak ingin memilihnya. Pastikan dirimu golput saat kau ragu!, pastikan dengan kesungguhan agar kau pun tidak golput.

Brothers, inilah demokrasi pancasila, seperti Bung Karno pernah rasakan saat ragu-ragu, dia tidak pilih blok barat atau pun blok timur, tapi dia memilih untuk bikin blok nya sendiri, Non Blok.

Majelis Ulama Indonesia, ada kata ulama nya disitu. Tapi kok mewarnai nya begitu amat ya, jadi geleng-geleng deh. Mestinya yang beridentitas ulama itu ya ketika mendengar kalimat "Allahuakbar" maju walau harus meninggalkan segalanya demi memenuhi panggilan dan seruan Allah sang maha perkasa.

Slow, jangan terlalu menggunakan prasangka. Ulama di MUI itu makan sekolahannya ga sembarangan lo, gw sampe ga tau gelar pendidikannya apa aja, bahkan singkatan nya pun gw awam.

Jadi gimana dong? Mereka itu kan orang-orang hebat, iya mereka itu memang orang-orang hebat yang mungkin sedang di uji keilmuannya oleh Allah s.w.t.

Yang namanya ujian, ya pasti ada yang lulus dan ada juga yang ga lulus. Yang lulus pasti baik dan bergetar hatinya ketika mendengar kalimatulloh.

Nah lo, yang ga lulus nya gimana dong...? Loe atur aja deh. Nanya mulu, Loe aja ga paham, apalagi gue!

POLITIK, POPULARITAS POLUSI NEGRI INI

Ngantuk dikit, islam memandang politik sebagai cara atau media untuk mencapai tujuan. Banyak terobosan besar dan kecil berhasil dilakukan dengan santun dan jujur. Membangun dan mengembangkan nilai-nilai kesederhanaan yang berkualitas, kepemimpinan, ilmu pengetahuan, termasuk seni dan sastra.

Ngantuk berat, politik memandang islam itu sebagai ummat yang potensial untuk dimanfaatkan, diombang-ambingkan. Banyak sudah peristiwa yang menjadi bukti, pemimpin partai yang bernafaskan islam rebutan jabatan. Karna rebutan kekuasaannya dengan saudaranya sendiri, yang menang malah tetangganya.

Sudah sejak kapan? gw ga tau, tapi yang jelas partai yang bernafaskan islam di negri mayoritas islam ini ga pernah menang telak. Denger-denger sih katanya umat islam di negri ini ga ada yang profesional dalam hal berpartai. Alasannya macem-macem, ada yang bilang karna indonesia bukan negara islam, ummat islam yang belum melek politik, inilah-itulah, itilah dan seabrek alasan lainnya.
Emangnya harus negara islam ya agar partai yang benderanya ada tulisan-tulisan arabnya gitu baru bisa menang?!. Emang nya kenapa kalo negaranya pancasila?

Ummat islam yang mana yang belum melek politik?

Ini keterlaluan, coba dipikir pake dengkul. Kok bisa sih ummat islam lebih memilih partai yang gambarnya kuda, kambing, bunga, bonsai, dll dari pada milih partai yang bertuliskan Allahuakbar.

Hahaha, gw kan awam nih, nah... loe pade yang udah ngaku ampe berlumut, mana action nya?

Giliran gw dengerin musik "rock'n roll" loe protes, giliran loe solat gw tidur lo sebut kafir. Haahhh, hahaha yang penting asiik.

Ok ok ok cukup becandanya, hahaha dia kira dengan serius partai nya bakal menang, ya deh kalo gitu gw bantu doa.

Bantu action cuy !
Iye-iye, ngomel mulu...bikin bete!

KENAL DENGAN JONRU ?

Ok brothers, gini..
Bagi yang belum kenal ama Jonru, ada baiknya loe jangan kenalan. 'Cause ntar loe jadi ga enak tidur, ga enak makan, dan bisa jadi loe ampe ga enak ngopi.

Jonru itu orang yang penuh mistik, bisa bangunin loe yang lagi tidur pules cukup hanya dari sosmed, ajaib banget kan. Ga hanya itu, jonru juga bisa bikin loe mendadak ga mood maen game online dan mood loe tiba-tiba pengen ke monas.

Loe jangan terpengaruh tuh ma jonru, kalo terpengaruh ntar loe jadi kritis. Loe tau kan kritis nya jonru itu gimana?. Yupzz betul, jonru itu kalo ngelihat realitas ga pake dengkul, dia ogah kalo cuma cuek lihat yang ga beres. Dia ga suka kalo pejabat negara korup, mentingin golongan, mentingin penggusuran, mentingin perusahaan pribadi, termasuk mentingin yang ga penting, dst.

Kan jarang banget ada orang yang seperti jonru, kalo jonru ga suka ma yang begituan, yang laen sih mungkin slow and biasa-biasa aja, ya kan?!.

Kalo jonru nonton TV lihat berita tentang penggusuran, jonru pasti nyari tau tuh. Kenapa di gusur?, kok di gusur?, siapa yang gusur?, untuk apa di gusur?, untuk siapa di gusur??.

Coba kalo yang laen nonton TV, ada berita tentang penggusuran, malah di anggap hiburan. Parahnya lagi, udah ga mau tau, chanel nya di pindah ke sinetron yang lagi ngerebutin warisan, atau lebih memilih nonton iklan, hahaha.

Menurut gw sih, jonru jangan ampe loe calonin jadi presiden. Karna kalo jenis jonru ini jadi presiden, loe bisa bayangin kan, negara kita bakal di pimpin oleh orang yang bakal bikin loe bilang wouww kern!

Haha, let's rock!

ORANG PINTAR NAIK KELEDAI

Kita sebagai rakyat pribumi yang sudah berhasil merdeka, tapi mengapa kita tidak berdaya untuk mengatur dan menciptakan kesejahteraan sebagaimana mestinya yang telah tertuang dalam pancasila dan UUD'45.

Seharusnya orang asing itu tamu disini, bukan raja! bukan wakil raja! bahkan bukan RT dan bukan juga wakil RT. Orang asing itu hanya tamu dan tidak lebih dari sekedar itu. Kini lihatlah, orang-orang asing itu telah menguasai tanah, pasar, gedung-gedung tinggi. Bahkan orang-orang asing itu kini mulai memerintah pejabat negara dan rakyat pribumi. Benar-benar mental pelayan yang menjijikkan, diperbudak di negri sendiri malah manut dan santun.

Ini bukan sekedar kesenjangan atau kecemburuan sosial, ekonomi, moral, bukan juga tentang SARA. Ini sama-sekali bukan tentang HAM versi orientalisme. Mereka ga usah ngomong hak asasi manusia, omong kosong itu semua, mereka juga ga pernah memanusiakan manusia pribumi.

Gue pernah denger mereka itu ngaku banget keturunan monyet, dan mereka itu pengen banget di akui sebagai keturunan monyet. Loe tau kan monyet?! Kalo ga tau, makanya loe ngaca!. Monyet itu rakus dan serakah, licik juga picik. Nenek moyang kita udah wanti-wanti dengan "dongeng legend" agar kita harus jadi kancil saat ngadepin monyet.

Bukankah segala macam bentuk penjajahan dan penindasan itu harus di hapuskan. Tapi, ketika pribumi melakukan tindakan pembebasan diri dari cengkraman asing di anggap melanggar hak asasi manusia. Sementara tamu-tamu asing itu dengan leluasa merampas hak asasi manusia pribumi. Terutama merampas hak ekonomi, hak untuk kesejahteraan, dan masih banyak hak-hak yang lainnya yang juga di rampas.

Kalo pun, rakyat pribumi belum mampu sepenuhnya dalam mengelola dan memajukan negaranya. Bukan berarti kemudian diperlakukan secara tidak manusiawi. Di eksploitasi, di jajah secara ekonomi, dan di perbudak serta di tindas di negrinya sendiri.

Gue jadi inget kisah kern nabi Hidir saat mengajari nabi Musa, ketika memperbaiki dinding rumah anak kecil yatim-piatu yang rusak. Karna kalo dinding rumah itu ga di perbaiki harta peninggalan orang tua untuk si anak akan terlihat dan pasti akan dirampas oleh orang yang bahlul.

Ok, lanjut..!
Dulu sebelum kita merdeka, rakyat pribumi hidup sengsara dalam jajahan orang-orang asing. Rakyat menderita lahir dan batin, miskin, diperbudak, diperbodoh, dan di perkosa hak-haknya, serta diperlakukan seperti binatang.

Lalu, berpuluh-puluh tahun hingga ratusan tahun rakyat berjuang mengusir penjajah. Ratusan, ribuan, bahkan jutaan rakyat menjadi mayat. Belum lagi, para alim ulama dan para guru ngaji yang di penjarakan paksa, di siksa, dicabut habis kuku-kukunya. Dan yang paling gue ga terima, gadis-gadis desa direnggut kecantikan dan keperawanannya, hasil bumi yang telah susah-payah rakyat kerjakan hingga meneteskan keringat darah dirampas dan diangkut ke negri mereka.

Kini setelah merdeka dengan masih menyimpan segunung dendam, rakyat hidupnya masih sengsara. Kemerdekaan ternyata hanya sekedar semilir angin surga.

Orang-orang asing mengenakan topeng datang dan bertamu lagi, kemudian berhasil lagi menguasai ekonomi negri ini sambil tertawa di atas kuburan para pahlawan bangsa kita.

Kini para tentara bengong, terutama kopral Jono. Sambil nunjukin muka begonya temennya kopral Jono bertanya ke gue : Rakyat pribumi kok sekarang malah jadi tamu? Rakyat pribumi kok banyak yang menderita?, Rakyat pribumi kok banyak yang kelaperan?, Rakyat pribumi kok malah yang di gusur?, Rakyat pribumi kok jadi tambah miskin?. "Wuah wuah wuah... Merdeka kok koyok ngene dadi ne, kan londo ne wes ora ono".

Sorry, dalam imajinasi gue, temennya kopral Jono itu orang jawa, hahaha.
Ok, Lanjut lagi...!

Orang lemah, miskin, kurang pendidikan, mestinya dilindungi dan diberdayakan. Rakyat kecil tidak banyak tau dengan apa yang penguasa lakukan, rakyat kecil tidak tau apa-apa yang orang pintar lakukan, rakyat kecil hanya selalu berharap uluran tangan dan kasih-sayang.

Terus gimana dong?!
Mana gue tau, kan loe yang lebih tau ketimbang gue. Gue itu cuma satu dari ratusan juta rakyat negri ini, sama juga nasibnya kyak yang laen.

Yeahh kirain udah siap bikin bambu runcing!!

Hehh, Loe jangan kemakan omongan gue, gue itu cuma temen loe yang ngerokok aja masih nebeng. Kecuali kalo gue presiden.

Emangnya knapa kalo presiden??

Kalo gue presiden nih, gue pasti berani bilang;
Hehh binatang! Jangan perlakukan rakyat kecil pribumi gue seperti binatang! Karna sebetulnya kita bisa sama-sama jadi binatang!

Bengong!

GUMPALAN DI DADAMU ITU APA

Sebenarnya bukan si budi yang ga mampu bersungkem santun, dapet nilai bagus, ga pernah terlambat, dll. Tapi udah sejauh mana pak guru berani dengan jujur mengakui ketidakberdayaannya sebagai guru, saat memposisikan si budi dipuncak tertinggi untuk harapannya dimasa depan.

Jelas prihatin jika gaya feodal hari ini masih digunakan untuk memperlakukan si budi saat menerima hukuman. Hukuman hanya hukuman tanpa penjelasan yang jelas, tentu saja sangat sulit untuk budi pahami. Sedangkan pak guru merasa leluasa menunjukkan statusnya sebagai guru saat menghukum si budi. Sementara realitas perubahan jaman harus juga budi hadapi, aturan yang tidak berupa aturan ternyata ada di urat nadinya "gumam budi".

Si budi itu memang masih ceroboh, egois dan penuh semangat. Sudah waktunya pulang sekolah pun si budi masih ingin berada di sekolah, ya apalagi kalo bukan bermain. Walau kerapkali over dalam proses penyempurnaan identitas jati dirinya, tapi si budi berharap untuk tidak dihukum.

Seperti biasa, hari minggu pak guru libur. Si budi tetep ke sekolah mengenakan pakaian biasa dan tetap bersepatu. Dia berteman baik dengan anak penjaga kantin di sekolah itu. Sesekali mereka mengintip sambil memanggil-manggil kedalam kelas kosong melalui kaca jendela yang tak sengaja ia pecahkan dengan lidahnya. Si budi berteriak-teriak "Pak guru jangan hukum budi dong, kalo berani hukum aja tuh kepala sekolah", mereka berdua pun tertawa.

Hahaha, ok lanjut !
Pak guru juga manusia, apalagi muridnya. Pak guru seharusnya lebih memposisikan si budi sebagai penyambut utama estapeta perjuangannya dengan lebih menanamkan rasa percaya diri, bukan malah membunuh karakternya dengan nilai-nilai feodalisme yang jelas-jelas barbar. Ini bukan tentang guru yang galak ketika muridnya melakukan kesalahan fatal. Tapi banyak juga guru-guru yang angkuh dan sok hirarki, seolah-olah tidak memandang penting muridnya, dll.

Sikap feodal itu memiliki kecenderungan jahiliyah yang kuat dan bersifat ingin di pertuan, dsb. Tentu saja si budi bingung menghadapi situasi dan kondisi yang begitu.

Si budi terdiam, hatinya mulai bertanya-tanya "mengapa pak guru tidak bisa untuk tidak menghukumnya?", "bukankah pak guru adalah pak guru yang pintar?, gerutunya".

Pak guru benar-benar berada dipersimpangan yang sangat menyebalkan bagi si budi, yang lebih memilih untuk tidak memaafkan muridnya.

Hingga akhirnya, dalam keputus-asaan yang mendalam pak guru pun menuduh si budi sebagai generasi "rock`n roll". Mungkin agar dikemudian hari lebih mudah menyalahkannya lagi dan lagi, agar terasa lebih halal saat menghukumnya.

Teman si budi pun berbisik "pak guru mungkin lupa, bukankah budi terlahir ke dunia ini untuk meneruskan dan untuk mewujudkan cita-cita pak guru, pak guru sebelumnya, pak guru sebelumnya lagi, dan pak guru-pak guru yang sebelum-sebelumnya". Si budi pun mengangguk, tanda bersemangat.

Selamat berjuang budi-budi kecil, tetap hormati pak gurumu dan teruslah mengintip dan berteriak-teriak di kelas yang kosong. Teruslah meneruskan perjuangan pak guru, walau pun pak gurumu telah menuduhmu sebagai generasi rock`n roll.

Bukankan kita sudah sama-sama belajar, bahwa sebesar apapun lingkaran yang ada di jagad raya ini dan sekecil apapun lingkaran di dunia ini tetap saja luas lingkarannya sama-sama 360 derajat.

Biarlah pak guru masih ingin tampak lebih besar darimu yang kecil.
Adiknya Wati, si budi.

MONOLOG ANTAGONIS

Paradigma kebanyakan orang indonesia, sekolah itu buat cari kerja di kota biar ntar hidupnya enak. Begitu itu ga tau udah dari kapan ampe skarang. Apalagi bisa jadi pegawai negri, wuah ini pasti bikin tumpeng, potong kambing ngundang tetangga se RT.

Kebayang ga sih, tujuan bersekolah buat nyari kerja biar hidupnya enak, di kota. Apa itu salah?! tentu saja tidak. Lalu apa yang jadi permasalahannya?.

Ok gini brother...
Loe tau kan paradigma itu apa? Betul, "paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar yang membimbing tindakan manusia".

Coba, kalo misalnya paradigma masyarakat indonesia tentang bersekolah itu "adalah" keilmuan untuk membangun dan memajukan negara. Tentu akan sangat berdampak pada pola pikir dan daya juang masyarakat yang pastinya sangat wouw.

Wouw yang gimana nih...?
Gini brother, dengerin nih! pola pikir dan daya juang itu, akan meminimalisir kepribadian yang egois dan yang paling penting adalah tidak terkikisnya budaya "gotong-royong" yang itu merupakan sebagai identitas unggul bangsa indonesia.

Persekolahan juga mestinya harus mengalami perkembangan dan kemajuan secara khusus. Baik metode, sistem, termasuk juga keilmuan dan pengetahuannya, agar persekolahan berfungsi multi manfaat.

Coba perhatikan lebih serius lagi dan dikaji dengan lebih mendalam. Orang-orang berpolitik demi kepentingan pribadi, hanya sedikit orang saja yang mau memajukan negara ini. Segelintir orang itu pun akhirnya di bully dan disingkirkan beramai-ramai.

Pandangan mencari kerja biar hidup enak, di kota! ini benar-benar racun dari generasi ke generasi. Masyarakat jadi kurang peduli terhadap situasi dan kondisi negaranya. Orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing, kalo pun peduli pasti ada maunya, maunya apa? ya balik lagi ke kepentingan pribadi itu tadi.

Sekarang mau bilang apa?
Orang kaya pribumi nyimpen hartanya diluar negri, sekolahnya ke luar negri, liburannya keluar negri. Tokoh elitnya kongkalingkong dengan orang luar negri, jual kelemahan bangsanya sendiri demi kepentingan pribadi.

Idiot dipelihara, kekayaan pribumi disimpen diluar negri, giliran orang asing menguasai ekonomi di dalam negrinya, eh ga terima. Bilang kalo modal asing kapitalislah, konspirasilah, bedebahlah, omong kosong loe bisa!

Negri gemah ripah lohjinawi, yang katanya batu dan tongkat jadi tanaman, hanya gara-gara paradigma persekolahan untuk cari kerja biar hidup enak di kota, negara jadi semerawut dan ga karu-karuan.

Jangankan berkontribusi untuk negara, milik negara yang kondisinya udah sekarat pun masih dikorupsi untuk kepentingan pribadi. Monyet-monyet berdasi, norak dan ga tau diri.

Kembalikan belajar untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan, kembalikan gotong royong untuk membangun kebersamaan dan peradaban, kembalikan persekolahan untuk keilmuan dan pengetahuan. Bangun negara, bela negara, bangkitkan budaya bangsamu dengan paradigma-paradigma yang benar. Apakah masih kurang cukup dendammu pada dirimu sendiri hingga kau pun masih harus menghancurkan masa depan generasi setelahmu.

Siapa yang harus mengembalikan?
Kalau bukan kita, ya siapa lagi!! Kembalikan oleh dirimu sendiri kepada dirimu sendiri untuk negrimu sendiri.

Caranya gimana?
Caranya mudah, mari kita ngopi, abis itu tidur!!

TELANJANG DIRUANG GELAP

Pemimpin hebat, harus juga di topang oleh para bawahan yang hebat, solid dan kompak. Bakal percuma dan sia-sia kalo sang pemimpin hebat tapi yang dipimpinnya khianat. Hal ini juga berlaku dalam konteks kebalikannya.

Bicara fakta, bicara data, bicara bukti, bicara dan terus-terusan bicara merupakan cara kita hidup di dunia kontemporer saat ini.

Banyak hal yang udah berubah di dunia ini, dan teknologi mendominasi berbagaimacam perubahan-perubahan tsb. Digitalisasi merubah jarak jauh menjadi dekat, jarak dekat menjadi sangat jauh. Bahkan alam sosial media telah berhasil merubah pecundang sejati jadi pemberani, muka ancur berani godain cewe cantik via inbox message. "Hai cantik, lagi ngapain, kenalan yuk". Dijawab ma si cantik "Ogah! Ngaca gih!! Idiih ga banget!!". Hahaha

Dalam hal lain, coba sesekali loe sempetin baca komentar-komentar di sosmed tentang opini calon pemimpin misalnya. Antara pihak pro dan kontra, isinya bikin loe ga nyangka. Bukan hanya "gagal paham" tapi akan lebih tepatnya "runtuhnya peradaban". Itu baru berkaitan dengan seseorang yang ngejagoin idolanya, anjing-babi dan monyet dipake buat ngata-ngatain yang di idolain lawannya. Belum lagi kalo pas ketemu isu tentang agama, udah deh ga bakalan ada yang sisa, setan, bangsat, kafir, antek yahudi, ga punya otak, dll.

Generasi digital indonesia, generasi sosmed yang dengan segala kemerosotan moralnya, etika dan estetikanya ga tau disimpen buat apa.

Penulis berita pun begitu, parahnya lagi ada dari beberapa media terkemuka tanah air.

Ada kesengajaan bikin judul yang bikin otak jadi otak udang. Misalnya "tolak tawaran dari perusahaan ternama, pemuda ini mengaku ingin lebih fokus menganggur". Ada lagi berita yang judulnya "cewe muka kuning tewas, masturbasi pake belut".

Gue pernah penasaran setengah mati, gue baca deh itu berita yang judulnya "Akhirnya terungkap, siapa sebenarnya pelaku pembunuh Mirna". Itu berita, gue baca ampe abis, ampe mata gue bengkak cuy! Ehh isinya tentang polisi masih berusaha mengungkap kematian Mirna. Kalo waktu itu yang nulis berita ada di depan gue, gue jamin! Bakal abis tuh mukanya gue obrak-abrik!

Ok, walo pun begitu kita ga boleh pesimis dengan kondisi dan keadaan moral negri kita yang bener-bener sedang morat-marit. Sebisa mungkin kita harus tetap berusaha mencari solusi dan memperbaikinya satu-persatu.

Modernisasi, westernisasi, digitalisasi, globalisasi dan sasi-sasi yang lainnya tidak masalah. Masalahnya ada pada diri loe sendiri, mana yang baik dan bermanfaat maka itulah yang harus loe tempuh. Perjuangan bisa dimulai kapan saja, dan jangan loe tanyain kapan perjuangan itu akan selesai.

Hiasi lidah dengan cahaya-cahaya yang udah banyak loe denger, loe baca, and loe yakini. Loe ga perlu ikut-ikutan sok pinter kalo loe belum bener-bener pinter. Loe ga usah ikut-ikutan ngebully orang di sosmed, loe juga pasti tau kapasitas otak loe yang cuma segitu-gitunya. Ga usah ngelakuin hal-hal yang bikin loe boros sesumbar, ga mutu dan ga penting. Sadar diri itu akan lebih bikin loe berkualitas, kalo loe dari kampung ya bercocok tanamlah dengan semangat di kampung. Kalo loe dari kota dan ngerasa kota udah sempit, ya silahkan ke desa. Bangun perkebunan, pertanian, dll, gunakan otak kota loe buat ngembangin dan majuin kemanusiaan loe secara bijaksana.

Loe tau pemimpin sejati itu apa?
Yupzz, pemimpin sejati itu adalah diri loe sendiri. Loe ga usah nyari-nyari pemimpin yang ga ada, jadikan dirimu pemimpin oleh dirimu sendiri. Persiapkan anak-anakmu untuk siap menjadi pemimpin yang handal, profesional dan militan. Nusantara ini negri yang besar, tentu harus juga dipimpin oleh orang-orang yang berjiwa besar, memiliki kemampuan ilmu dan pengetahuan Allah yang maha besar.
Jangan cuma belajar dan ngajarin cara cari duit doang, ujung-ujungnya duit jadi tujuan utama belajar.

Kalo hidup loe udah muka duitan, ya udah! makan tuh duit! Sulit ngomong ma loe yang otaknya udah duit-duit-dan duit!!

Kalo udah terlanjur begitu gimana?
Mudah cuy! bikin kopi jangan pake gula, pake aja garem, biar rasanya lebih greget!

Selasa, 20 September 2016

ADA ROKOK GA ADA KOREK

Sebuah inspirasi terlahir dari dimensi persesuaian ide dan gagasan. Persesuaian antara awal dan akhir yang rumit, yang bukan hanya sekedar berupa pemahaman final bahwa "dunia ini panggung sandiwara".

Ketajaman naluri merupakan insting terpenting dalam melakukan perenungan yang mendalam terhadap logika. Pemikiran-pemikiran merayap menyusuri puing-puing peradaban hingga menghasilkan dunia baru di dalam kepala.

Tassawuf dengan segala langkah kura-kuranya mengajakmu termenung, meraung dalam ruang-ruang dimensi yang luas tak terhingga. Merangkai rakit-rakit perjalanan menuju hulu sungai kehidupan dan kemudian menenggelamkan dirinya dalam lukisan dunia.

Pengetahuan dengan sedikit kesalahan merupakan empiris dari setiap jengkal upgrade keilmuan manusia. Daun yang gugur, angin yang berhembus, air mengalir, kerumunan semut, suara dan warna adalah kesempurnaan hidup.

Kaulah pemilik cita-cita yang selalu ternoda, yang tak mudah cukup walau telah berlebih. Di dalam setiap diri terukir cahaya sejati, setiap nafasmu adalah pinjaman untuk kau kembalikan satu persatu. Satu demi satu, hingga yang tersisa adalah habis.

Mengarungi samudera gurun di dalam jiwa pikiran, hingga pertanda memperlihatkan keagungan-keagungan sang maha pencipta. Tanah-tanah bangkit berisikan cahaya dan kau di hidupkan, kemudian kau dimatikan dengan segala cerita penyesalan yang ada.

Mudah bagiNya tapi sulit untukmu, kemudian dipermudahNya untukmu. Namun kesadaran sebagai hamba, sebagai warna dan keindahan agar kau bersyukur dan bersujud kepadaNya hanya kau anggap sebagai ajaran agama semata.

Kemudian, tiba waktunya dimana kau akhirnya merasa bangga bersujud kepadaNya. Tapi itu belum seberapa jika kau terus-menerus menyadarinya betapa kau telah benar-benar ada dari ketiadaan.
Kau pun tau, kau terlalu sibuk dengan keinginan-keinginan solusi yang kosong, tanpa mengetahui untuk apa keinginan-keinginan itu kau inginkan.

Dimana tempat kau akan tidur untuk selamanya, tak pernah kau hiraukan. Bahkan saat kau terbangun dari mimpi panjang ini, mungkin kau pun masih belum tersadar bahwa kau sudah kembali menjadi tanah.

Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh suatu keinginan...

Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh suatu harapan...
Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya yang benar-benar tanpa diiringi oleh kewajiban...
Pernahkah kau benar-benar bersujud kepadaNya karna kau benar-benar bersujud menyembahNya?

LOGO PBKBPII