Minggu, 25 September 2016

JATUH CINTA BUKAN JATUH BIASA

Apakah kau muslim? apakah kau seorang muslim yang hebat, tangguh, cerdas dan petarung unggul?? Tentu saja loe jauh dari kriteria tersebut, walau pun loe emang muslim.

Apakah kau kaya raya? Apakah kau seorang pengusaha muslim yang jenius, memiliki banyak perusahaan, menguasai saham di ibu kota dan memiliki banyak perkebunan di daerah-daerah?? Tentu saja loe sangat jauh dari kriteria itu.

Mengapa orang-orang islam di indonesia tidak ada yang begitu? Bukankah di negri ini banyak universitas?? Melahirkan banyak profesor muslim. Cendikiawan muslim indonesia yang sangat tersohor hingga mancanegara, selama ini mereka itu ngapain aja??

Mengapa mandul??
Ya bisa dibilang begitu, tapi ga sepenuhnya begitu juga. Mandul untuk urusan ekonomi ummat, tapi belum tentu mereka ga memikirkannya. Mereka pribadi kan juga butuh hidup dan butuh menabung.

Jadi, mereka hanya memikirkannya saja dan menabung ya?

Ga semuanya begitu sih, ada yang benar-benar militan untuk ummat, buktinya rakyat indonesia sejahtera dan bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci ampe antriannya sangat panjang.

Lah, para profesor kan banyak ragamnya, ahli ekonomi, ahli strategi, ahli pembangunan, dll. Kok kyaknya ga berdampak buat negara??

Siapa bilang ga berdampak, justru saking berdampaknya, kondisi negara kita jadinya kyak begini!!. Semakin banyak orang hebat dan orang pintar dalam suatu negara akan semakin banyak permasalahan. Semakin sulit di atur, karna masing-masing pada ingin mengatur dan tidak mau di atur.

Itu sih bukan orang pinter, tapi egois!!
Yaelahh, apa sih bedanya orang pintar dan orang egois?? Bahkan malah bisa jadi satu, pinternya pinter egois!!

Wah, kalo gitu universitasnya harus dikurangin dong??

Dikurangin kepala loe somplak!! Bukan begitu solusinya, tapi loe juga mesti menyadari kalo sumber kesemerawutannya bukan hanya karna banyaknya orang yang pintar di negri ini. Melainkan ada banyak kepentingan asing yang dalam prakteknya mereka menggunakan jasa orang-orang pintar pribumi. Coba dinalar pake logika, masa orang asing tiba-tiba mengadu domba kita, 100% rencana mereka bakal gagal total. Tapi karna orang asing itu punya banyak duit, ya mereka bisa dengan mudah membeli beberapa orang pribumi untuk taat dan patuh menjalankan misi-misi rahasia mereka.

Kok bisa! orang pintar pribumi kok mau dibeli orang asing untuk memuluskan rencana mereka yang jelas-jelas merugikan dan merusak rakyat sekaligus negaranya sendiri??

Apa yang ga bisa dibeli dengan uang, ini bukan perkara bisa atau tidak. Tapi perlu diakui ternyata kepintaran orang pribumi masih kalah oleh kepintaran orang asing, termasuk militansinya. Buktinya, ya buktiin aja sendiri, kan udah banyak contohnya. Banyak kasus kemanusiaan yang terjadi, masa' iya sihh ga ada dalangnya. Peristiwa poso, sampit, 98, dan masih banyak tragedi-tragedi yang lain, yang semuanya itu ga mungkin hanya dengan beberapa petani dan mahasiswa mampu menggulingkan Soekarno, Soeharto, dll.

Ada uang yang banyak dibalik itu semua, dan pastinya ada pengaruh yang sangat besar dibelakang itu semua.

Nah, belajar dari yang sudah-sudah itu, kita mesti gimana?

Untuk saat ini dan ga tau akan sampe kapan, sepertinya kita masih belum bisa berbuat apa-apa. Musuh kita bukan hanya kepentingan asing, tapi juga kesetiaan beberapa pribumi kita yang tidak mudah untuk bisa kendalikan. Tapi, dalam segala hal tidak mungkin tidak ada solusinya samasekali, pasti ada solusinya, itu pasti.

Iya, terus solusinya apa??
Turunin dikit nada suara loe, bahlul!! Ok lanjut, selain kita harus terus berusaha membangun generasi yang unggul, kita juga dilarang berputus asa. Kita wajib optimis, kita harus mampu lebih luas dan lebih tenang. Kita sebagai masyarakat muslim terbesar di dunia, tentu sangat mengetahui bahwa kita harus kembali pada ajaran islam yang sesungguhnya.

Mulailah kembali cinta kepada islam, cinta kepada Baginda nabi, cinta kepada Allah. Jika kita cinta, Allah akan lebih cinta kepada kita. Jika Allah sudah cinta kepada kita, kita akan senantiasa di istimewakan. Jika itu sudah terjadi, maka hal itu akan sangat luar biasa dan bahkan akan melebihi solusi yang loe harapin.

Kita semua tau, jatuh cinta itu hidup jadi penuh semangat, dan jatuh cinta itu akan membuat kita siap berjuang dan berkorban tanpa ada sedikitpun keraguan. Itulah solusi yang selama ini benar-benar kita butuhkan, karna dengan jatuh cinta hidup akan menjadi lebih indah bahkan serasa di surga.

Ohh, harus jatuh cinta ya??

Betul, mulailah jatuh cinta, tapi ingat!! bukan cinta monyet! Mulailah jatuh cinta yang sesungguhnya!

Sabtu, 24 September 2016

DRAMATURGI DALAM ISLAM

"Ini perjuangan bukan persaingan", tapi kyaknya mending dibalik ya "ini persaingan bukan perjuangan".

Ok, siap!
Logika tak lagi menjadi pijakan penting dalam standaritas berpikir sebagian orang kontemporer. Manusia tak lagi memandang penting isi kepala sebagai capaian yang luhur. Sebagian orang lebih menganggap penting sikut dari pada otak, sikut-sikutan menjadi tren yang digandrungi sebagian orang saat ini.

Pendidikan nomor 100, yakinlah pada fitnah karna fitnah jauh lebih ampuh, lebih efektif dan efisien dalam praktek menghakimi lawan. Bukan hanya untuk itu saja, fitnah pun menjadi pilihan gokil untuk menghianati teman sepiring berdua, segelas berdua, dan sebatang berdua.

Budi perkerti,-
Apa itu budi pekerti? Ok, kalo gitu gw kutipin aja ya, agar lebih dapet gregetnya, inget! gw kutip bukan gw "copy paste", karna budaya "copas" ga gw banget!!

Budi pekerti terdiri dari dua kata yaitu Budi dan Pekerti. Budi disini bukan Budi adiknya Wati ya!, tapi Budi yang berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran, pekerti berarti kelakuan. Secara etimologi Jawa, budi berarti nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti berarti penggawean, watak, tabiat atau akhlak.

Kesadaran dalam berperilaku, kesetiaan yang didasari oleh kesadaran dalam sebuah hubungan baik dengan atau tanpa komitmen, apapun itu.

Loe pernah denger menjilat?
Bukan menjilat oreo cuy! yang gw maksud budaya menjilat. Penjilat biasanya lebih cerdik, terutama dalam hal tipu muslihat. Setor muka sang bawahan ke atasan, lebih giat dan tampak rajin saat ada atasan, atasan ga ada ya leyeh-leyeh lagi.

Hal-hal yang begitu itu, jelas merupakan praktik kepalsuan diri. Merasa cerdik dengan topeng-topeng bahlul yang akhirnya merubah sisi manusia menjadi karakter iblis. Bukan tidak baik ketika seseorang bisa bermain peran, justru itu sangat baik dan penting untuk dikembangkan. Untuk apa? ilmu peran itu sangat penting untuk akulturasi, asimilasi, adaptasi, meniru, bahkan elaburasi dan kolaburasi pun masuk sebagai pembelajaran dinamis-praktis.

Proses meniru itu penting, bahkan sangat penting dalam hal apapun selama tidak ada unsur yang merugikan. Bahkan dunia modern memberikan ruang khusus untuk ilmu meniru, ilmu peran, ilmu teater, ilmu drama.

Ok kalo gitu gw kutipin lagi nih,-
Dramaturgi adalah teori yang mengemukakan bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia. Dramaturgi dicetuskan oleh Erving Goffman pada tahun 1959 yang termuat dalam karyanya berjudul "Presentation of Self in Everyday Life".

Dalam proses kehidupan manusia, khususnya dalam agama islam. Ribuan tahun sebelum buku itu terbit, Rosululloh Muhammad s.a.w merupakan nabi yang sangat memahami dan menguasai konsep tersebut. Misalnya, "Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. Jika shalat telah tiba, hendaklah salah seorang di antara kalian melakukan adzan dan yang paling dewasa menjadi imam.”(HR.Bukhari no.6705, Ad Darimi no.1225) Kitab 9 Imam.

Betul kan!! kalo ternyata Rosulullah pun mengajarkan kita untuk meniru, membagi peran, berteater-dramaturgi. Kita diajarin agar kita meniru shalatnya, meniru apapun yang baginda rosululloh contohkan. Jangan salah paham ya, gw cuma memberikan analogi dan mengapresiasi. Loe juga jangan maen telen aja, kalo ntar loe jadi antagonis tulen, gimana?!

Ilmu peran itu kalo di pelajari dengan sungguh-sungguh, selain hasilnya bikin loe bisa bermain peran, loe juga bakal dapet dimensi lain khususnya melihat peran sebagai sutradara. Nah, kalo udah begitu hidup loe bakal lebih bijak. Kala loe lihat orang yang buruk budi pekertinya, berarti orang itu perannya antagonis. Kala loe lihat orang yang budi pekertinya baik, berarti orang itu perannya protagonis. Kala loe lihat orang yang perilakunya konyol dan kocak berarti dia sedang dagelan.

Satu lagi, kalo loe lihat orang yg suka ngomong sendiri kyak gw gini berarti gw sedang monolog, hahaha.

To be continue

Kamis, 22 September 2016

ISLAM TIDAK PERLU MODERN

Akhir-akhir ini mau bicara politik tentang agama atow pun bicara agama tentang politik kesannya ga jauh beda.

Lumayan bikin bingung sih, mau mulai dari mana dan mau kemana. Pikiran gw nyari-nyari celah tapi kyaknya bakal sama aja. But, ya mau gimana lagi, tumpang tindihnya antara politik dan agama yang sedang terjadi smakin ga terkendali.

Ini bukan tentang isi atau substansinya, tapi lebih pada isu yang sedang bergulir. Kalo diperhatiin nih, agama di bedakin-di make up, dikasih farfume kemudian ditunggangi sedemikian rupa oleh kepentingan-kepentingan partai politik. Begitu juga sebaliknya,  kelompok-kelompok tertentu mencoba menyulap partai politik menjadi agama. Realitas gado-gado antara agama dan partai politik ini udah mulai berdampak.

Dampak buruknya udah kerasa banget. Skarang, orang ahli agama mau ngomong agama di stempel modus politik. Orang ahli politik ngomong politik di stempel modus politik, trik and intriknya jadi mandul. Akhirnya, agama ambruk, perpolitikan semakin busuk.

Udah jelas, pastinya agama yang udah dirugiin dalam hal ini. Kalo partai politik ya pastinya udah jelas sangat di untungin, tapi ya bisa juga tetep rugi. Logikanya, masa' agama di bubarin gara-gara oknum tertentu, sakitnya kan lahir-batin. Tapi, kalo partai mau bubar gara-gara oknum yang ga jelas, ya bubarin aja. Toh kalo partai udah ga laku, mending bubar dan bikin partai baru, beres deh. Beda kalo agama, masa' dibubarin dan bikin agama baru!. Jadi, hal buruk yang terjadi dalam agama, terutama fitnah, itu benar-benar akan merusak!.

Knapa bisa gitu?
Knapa agama kok udah dirugiin? Sebrapa besar kerugiannya?

Begini, mayoritas masyarakat agama di indonesia merupakan semi fanatik dan fanatik tulen. Secara ilmu, keilmuannya menengah ke bawah dan bisa dikategorikan kurang memadai. Satu hal yang perlu di akui secara fakta adalah, orang-orang yang terlibat di dalam partai politik merupakan orang yang juga beragama. Satu sisi dia berpolitik praktis, sisi keduanya dia juga beragama.

Gw kasih contoh, gw orang politik yang beragama punya pistol dan punya belati. Sedangkan loe beragama tapi bukan orang politik, berarti loe cuma punya belati. Nah, terus kita berantem. Loe yang baru aja mau deketin pake belati, belum sempet ngapa-ngapain langsung gw door jidadnya, keluar asep cuy! mampus ga loe!!

Bukan gw ga prihatin, bukan gw ga peduli dengan kondisi yang kyak gini. Tapi orang-orang itu juga beragama dan punya pistol, nah gw!! cuma punya belati, kan konyol.

Gw beragama, tapi gw beragama yang ga punya pistol. Gw bener-bener ketinggalan jauh sebagai orang yang beragama. Mestinya para pendahulu gw juga ngasih pistol, minimal ngasih tau caranya biar gw juga punya pistol.

Kalo gw punya pistol juga nih, bukan yang ga beragama yang bakal gw door duluan, tapi "orang beragama yang punya pistol yang lebih bela orang lain ketimbang belain yang seagama dengannya". Btw, kok kesannya gw bakal jadi lebih buruk dari orang itu ya, hahaha.

Ini pertarungan yang sulit brother, kalo pertarungannya beda agama sih mungkin lebih ada alternatif untuk bisa menang. Cukup dengan doa gw yakin bisa menang. Tapi kalo pertarungannya masih ma orang yang seagama, wah ini pertarungan yang konyol. Gw dan dia berdoa ke tuhan yang sama, sama-sama minta dimenangin, hahaha. Hayo, kira-kira siapa yang lebih bingung?!

Ok, sebenernya gw cuma mo bilang kalo kita sebagai umat muslim harus lebih jeli dan waspada dalam melihat permasalahan yang ada. Perluas lagi khasanah keilmuan dan wawasan, jangan memandang politik tidak penting. Agar umat muslim benar-benar mampu menyatu dengan skenario Allah s.w.t sebagai penyandang gelar rahmatan lil alamin. Kita harus lebih bersemangat lagi dan lagi, kita harus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

Islam tidak perlu di modern kan, islam itu udah dijamin ke modernannya. Tinggal orang-orangnya aja yang harus lebih sadar untuk maju dan modern sesuai perkembangan jaman.

Cara agar bisa modern itu gimana?!
Mudah!! Buat cowo tonton tuh bola ampe pagi, buat cewe pelototin tuh katalog promo sendal baru...abis itu tidur!!

Rabu, 21 September 2016

KELEDAI-KELEDAI DEMOKRASI

Katanya sih krisis moral teknologi dan infomasi, perpolitikan terlalu memanjakan media informasi hingga semakin jauh dari kepribadian bangsa pancasila.

Atau jangan-jangan, media informasinya nih yang sudah terlalu memanjakan perpolitikan hingga kepribadian bangsa pancasila semakin terkikis.

Kenapa sih harus kebebasan yang di utamakan, kenapa juga harus hukum dan nilai-nilai (moral) yang di anggap sebagai hambatan.

Katanya percaya tuhan, berkaca dong pada agama, yang udah jelas mengandung berbagai macam aturan, hukum-hukum dan batasan-batasan.

Lalu dimana semua itu ?
Kok pada kayak cacing tanah ketemu sawah, pada berubah jadi belut semua.
Orang-orang pintar takut pada yang punya banyak duit, takut pada yang memiliki jabatan, takut pada mayoritas.

Orang-orang takut tidak makan, takut kelaparan, dan takut menyuarakan kebenaran.
Giliran berani bersuara, udah merasa yang paling benar dan anti kritik sambil nyalahin yang lain.
Orang-orang takut hartanya berkurang, takut jabatannya hanya sebentar, takut anaknya tidak seperti yang lain.

Orang-orang takut pada negara maju, takut pada ekonomi global, takut pada nuklir, dan yang paling parah takut gas air mata.

Generasi keblinger...yang hanya bisa sibuk dengan ketakutannya sendiri-sendiri, orang penakut bersama dengan penakut lainnya, hasilnya bukan jadi pemberani, tapi akan bertambah menjadi semakin penakut.

Katanya pewaris sejarah Majapahit, Sriwijaya..dll. Bangkit dong! Jangan hanya bengong! Ditindas di negri sendiri kok takut...!!

Pintar kok hanya minum tolak angin, itu mah orang pintar yang sakit !!
Pengen rasanya bikin lagu kayak bang Iwan "tikus-tikus kantor", tapi kalo gue bikin lagu judulnya "keledai-keledai demokrasi"...biar pada tau rasa!

Bangkit sebelum bangkrut cuy !!
Biarin aja negara maju bikin nuklir, toh kita bisa bikin nasi goreng, indomie rebus, telor dadar, ngapain sih mesti ikut-ikutan bikin senjata. Kalo pun kita mau bikin senjata, ya bikin aja...skalian bikin yang lebih canggih dari nuklir...mercon/petasan banting, biar anak kecil pada seneng, bulan puasa jadi rame...paling juga di omelin pak RT, tapi ga bakal nyebapin orang pada mampus.

Bangkitnya suatu negara tidak akan berhasil jika mengandalkan pejabat pemerintah yang korup, politikus busuk dan hakim yang rakus, apalagi profesor yang tidur!!

Revolusi mental, hahaha..lucu!
Giliran negara hampir ambruk nyalahin mental yang mesti di revolusi. Revolusi yang laen emang knapa?!

Hari gini masih dagelan, pake nyari kambing hitam...jadul banget!!, cari tuh kambing ijo...biar asiknya rame-rame.

MUHAMMADIYAH & NU SATU GURU


Sosmed lagi rame tentang Syi'ah, yang katanya beginilah-begitulah.

Menurut gw, islam itu luas, dan sangat luas. Bahkan saking luasnya gw ga tau luasnya seluas apa.

Tapi, yang jelas...sejarahnya panjang dan ga mudah memastikan seberapa panjangnya. Kalo loe cuma googling, ya hanya akan dapat remah-remahnya aja dan masih masuk kategori menurut yang beginilah dan yang begitulah.

Sama halnya dengan islam di indonesia, yang katanya islam turunan, islam keturunan yang katanya islam yang turun-temurun.

Kalo benar islam di indonesia adalah islam yang turun-temurun. Kenapa hasil turun-temurunnya jadi berubah dan berbeda.

Ada NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Coba di pikir-pikir lagi. Mengenai hal tahlilan misalnya, pada saat ada yang meninggal dunia.

Menurut NU, tahlilan itu baik dan benar serta sama sekali tidak menyalahi islam yang sesungguhnya. Ketika gw nyimak video nya Caknun yang membahas dan menjelaskan tentang tahlilan, membuat gw mantuk-mantuk dan kagum.

Menurut Muhammadiyah, tahlilan itu bid'ah. Ketika gw membaca dalil-dalil islam yang tidak memperbolehkan mengurangi, menambah, merubah, mengganti, menghilangkan ajaran islam yang telah sempurna itu, gw juga ya mantuk-mantuk dan kagum.

Walhasil, gw jadi bersikap ingin tau diri, jangan-jangan gw nya aja yang tidak berilmu dan jauh dari pengetahuan islam yang sesungguhnya.

Nah, jika diri ini sedang pada fase yang hanya bisa mendengar lalu mantuk-mantuk karna kurangnya ilmu dan pengetahuan. Ada baiknya minta petunjuk langsung kepada yang maha mulia, Allah s.w.t

Caranya bagaimana ?
Yang jelas bukan ke google, karna google bukan mbah loe dan apalagi tuhan loe!

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH

Gue ga abis pikir,-
Larangan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa khotbah di masjid-masjid tidak boleh digunakan untuk tujuan politik.

Wuah, wouw ini kern banget, 'cause alasan nya juga logis. Kata nya begini "jangan sampe mesjid di jadikan tempat untuk kampanye partai politik, jangan sampe mesjid mendukung salah satu partai, jangan sampe mesjid digunakan untuk tujuan politik, dst".

Sampe situ, ya fine-fine aja,-
Tapi kok rasanya ada yang aneh dan ganjil, coba dipikir-pikir lagi.

Mesjid juga kan punya peran penting yang lain, ok lah mesjid emang tempat sholat. Tapi mesjid juga tempat dakwah yang sangat penting dan strategis.

Come on, pikir lagi dan lagi. Jangan cuma enak nya buat mereka dan giliran ga enak nya buat kite. Jangan biarkan mereka mengkebiri mesjid kite, jangan biarkan mereka mengkerdilkan fungsi-fungsi mesjid. Atas dasar apapun, titik!.

Asumsi mereka jika politik dibawa ke mesjid akan berdampak perpecahan bagi umat islam. Ah menurut gw alasan itu bahlul, gw masih inget bukunya pak Kunto Widjoyo "Muslim Tanpa Mesjid" akan seperti apa jadinya nanti.

Kebijakan-kebijakan islam, ispirasi islam itu ya lahirnya dari mesjid, kalo mesjid di pisahkan dari hal-hal yang presisi ya bakal banyak nada yang ga konsisten. Ujung-ujungnya nanti seperti lagu dangdut. Liriknya bawang bombay, sedih and pake nangis-nangisan, tapi yang nyanyi nya joget, kan aneh...sedih kok joget.

Nah, coba lihat pake mata,-
Ada cewe berjilbab, cantik, kerudungnya warna pink lagi. Sambil nangis-nangis berjuang habis-habisan ngumpulin TKP menyuarakan untuk pilih Hoak, hahaha. Kesan gw, ini cewe ahli banget dangdut nya.

Logika nya dimana? Idiologi macam apa ini? Militansi nya kok ga ada mesjid nya sama sekali. Ok deh mungkin rumahnya jauh dari mesjid, tapi ya minimal mushola, mentok langgar or surau cuy!

Islam harus menjadi penghuni mesjid, mesjid harus menjadi sumber inspirasi, harus menjadi toa untuk kebersatuan dan keberagaman. Mesjid harus mengajarkan penghuninya lebih smart. Berpolitik, berbudaya, bercita-cita dsb merupakan kajian strategis untuk kemaslahatan ummat.

Ingat, jangan biarkan dirimu dan pikiranmu dipisah paksakan dari mesjid. Dari mesjidlah sejatinya pemimpin akan lahir, berpolitiklah dari mesjid. Mesjid bukan untuk di kosongkan karena kesuciannya, tapi harus di isi dengan bendera-bendera keyakinan menuju pemerintahan yang amanah dunia-akhirat, demi kesejahteraan ummat, kesejahteraan bangsa dan negara, kesejahteraan lil alamin.

Mesjid mengajarkan kita keyakinan tunggal, pilih siapa saja yang menurutmu benar-benar amanah. Bikin perhitungan terhadap siapa saja yang ingin mengkerdilkan islam, mereka kira islam itu bodoh dan tidak mampu berpolitik.

Atau, jangan-jangan mereka takut dengan kejeniusan islam ketika sudah mau ambil bagian dalam berpolitik.

Islam, bangkitlah...berpolitiklah dari mesjid, ajak saudara-saudaramu, rapatkan barisan shalatmu, pilihlah imammu, pilihlah pemimpinmu, pilihlah dirimu sendiri.

Memilih untuk tidak memilih, itu lebih baik daripada memilih yang kau tidak ingin memilihnya. Pastikan dirimu golput saat kau ragu!, pastikan dengan kesungguhan agar kau pun tidak golput.

Brothers, inilah demokrasi pancasila, seperti Bung Karno pernah rasakan saat ragu-ragu, dia tidak pilih blok barat atau pun blok timur, tapi dia memilih untuk bikin blok nya sendiri, Non Blok.

Majelis Ulama Indonesia, ada kata ulama nya disitu. Tapi kok mewarnai nya begitu amat ya, jadi geleng-geleng deh. Mestinya yang beridentitas ulama itu ya ketika mendengar kalimat "Allahuakbar" maju walau harus meninggalkan segalanya demi memenuhi panggilan dan seruan Allah sang maha perkasa.

Slow, jangan terlalu menggunakan prasangka. Ulama di MUI itu makan sekolahannya ga sembarangan lo, gw sampe ga tau gelar pendidikannya apa aja, bahkan singkatan nya pun gw awam.

Jadi gimana dong? Mereka itu kan orang-orang hebat, iya mereka itu memang orang-orang hebat yang mungkin sedang di uji keilmuannya oleh Allah s.w.t.

Yang namanya ujian, ya pasti ada yang lulus dan ada juga yang ga lulus. Yang lulus pasti baik dan bergetar hatinya ketika mendengar kalimatulloh.

Nah lo, yang ga lulus nya gimana dong...? Loe atur aja deh. Nanya mulu, Loe aja ga paham, apalagi gue!

POLITIK, POPULARITAS POLUSI NEGRI INI

Ngantuk dikit, islam memandang politik sebagai cara atau media untuk mencapai tujuan. Banyak terobosan besar dan kecil berhasil dilakukan dengan santun dan jujur. Membangun dan mengembangkan nilai-nilai kesederhanaan yang berkualitas, kepemimpinan, ilmu pengetahuan, termasuk seni dan sastra.

Ngantuk berat, politik memandang islam itu sebagai ummat yang potensial untuk dimanfaatkan, diombang-ambingkan. Banyak sudah peristiwa yang menjadi bukti, pemimpin partai yang bernafaskan islam rebutan jabatan. Karna rebutan kekuasaannya dengan saudaranya sendiri, yang menang malah tetangganya.

Sudah sejak kapan? gw ga tau, tapi yang jelas partai yang bernafaskan islam di negri mayoritas islam ini ga pernah menang telak. Denger-denger sih katanya umat islam di negri ini ga ada yang profesional dalam hal berpartai. Alasannya macem-macem, ada yang bilang karna indonesia bukan negara islam, ummat islam yang belum melek politik, inilah-itulah, itilah dan seabrek alasan lainnya.
Emangnya harus negara islam ya agar partai yang benderanya ada tulisan-tulisan arabnya gitu baru bisa menang?!. Emang nya kenapa kalo negaranya pancasila?

Ummat islam yang mana yang belum melek politik?

Ini keterlaluan, coba dipikir pake dengkul. Kok bisa sih ummat islam lebih memilih partai yang gambarnya kuda, kambing, bunga, bonsai, dll dari pada milih partai yang bertuliskan Allahuakbar.

Hahaha, gw kan awam nih, nah... loe pade yang udah ngaku ampe berlumut, mana action nya?

Giliran gw dengerin musik "rock'n roll" loe protes, giliran loe solat gw tidur lo sebut kafir. Haahhh, hahaha yang penting asiik.

Ok ok ok cukup becandanya, hahaha dia kira dengan serius partai nya bakal menang, ya deh kalo gitu gw bantu doa.

Bantu action cuy !
Iye-iye, ngomel mulu...bikin bete!